Sabtu, 13 Desember 2014

NUKLIR PLTN

Fakta Nuklir
1.      Kecelakaan PLTN yang Pernah Terjadi
Selain kondisi normal, PLTN juga dapat mengalami kondisi tidak normal (kecelakaan). Dalam hal ini disebut kondisi darurat nuklir. Tingkat kedaruratan nuklir berdasarkan IAEA diklasifikasikan sebagai berikut:
·         Level 7, adalah kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi nuklir dan berdampak besar terhadap kesehatan maupun lingkungan di luar instalasi tersebut. Contohnya, kecelakaan Chernobyl 1986.
·         Level 6, adalah kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi nuklir dengan tingkat lepasan radioaktivitas ke lingkungan dalam jumlah yang signifikan dan kemungkinan membutuhkan implementasi secara menyeluruh atas tindakan pencegahan yang telah direncanakan. Contoh, kecelakaan Mayak, Uni Sovyet 1957, dan Fukushima Daiichi 2011. Sementara pemerintah Jepang sendiri mengklaim hanya dilevel 4.
·         Level 5, adalah kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi nuklir dengan tingkat lepasan radioaktivitas ke lingkungan dalam jumlah terbatas, kemungkinan membutuhkan implementasi parsial atas tindakan pencegahan yang telah direncanakan. Contoh, Kecelakaan Three Mile Island 1979.
·         Level 4, adalah kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi nuklir dengan dampak ke publik yang tidak signifikan artinya lepasan radioaktifnya berada pada dosis yang diperbolehkan, atau kerusakan teras reaktor yang signifikan, atau dosis paparan radiasi yang fatal terhadap pekerja instalasi tersebut.
·         Level 3, adalah kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi nuklir dengan dampak yang sangat kecil dan dosis paparan radiasi terhadap publik berada pada level dibawah batas yang diperbolehkan, atau penyebaran kontaminasi radioaktif di lokasi instalasi, dan/atau efek kesehatan akut terhadap pekerja. Contoh, Pembangkit THORP, Sellafield, Inggris, 2005.
·         Level 2, adalah sebuah insiden yang berhubungan dengan instalasi nuklir tanpa dampak apapun terhadap lingkungan, tetapi kontaminasi radioaktif yang signifikan mungkin terjadi di lokasi instalasi tersebut, atau pekerja terpapar radiasi dengan dosis tinggi atau kejadian yang berhubungan dengan gagalnya sistem keselamatan. Contoh, PLTN Forskmark, Swedia, Juli 2006.
·         Level 1, adalah suatu keadaan anomali dari aturan resmi operasi instalasi nuklir.
·         Level 0, adalah “kejadian di bawah skala” (below-scale event) yang mempengaruhi keselamatan tetapi tidak terlalu signifikan. Selain itu terdapat juga kejadian yang terlepas dari keselamatan disebut kejadian “di luar skala” (out of scale).
Dari 430 PLTN, sampai hari ini sudah tiga yang meledak. Terakhir terjadi di Fukushima dan masih berlangsung. Belum lagi kalau menghitung kebocoran-kebocoran,”
Sejarah membuktikan bahwa di dunia pernah terjadi dua kecelakaan parah pada PLTN. Kecelakaan parah pernah terjadi pada PLTN Three Mile Island unit 2 di Amerika pada tahun 1979 dan PLTN Chenobhyl unit 4 di Rusia pada tahun 1986. Three Mile Island unit 2 adalah PLTN tipe PWR dan Chernobhyl unit 4 adalah PLTN tipe mirip BWR. Kedua PLTN ini mengalami kecelakaan parah, yaitu teras reaktor mengalami pelelehan. Tetapi pada kenyataannya, kecelakaan PLTN Chenobhyl-4 menimbulkan 56 korban jiwa serta pembebasan radioaktivitas ke lingkungan yang luas, sedangkan pada kecelakaan PLTN Three Mile Island-2 tidak menimbulkan korban jiwa dan tidak terjadi pembebasan zat radioaktif berbahaya ke lingkungan di sekitar tapak PLTN.
Kecelakaan PLTN Chernobyl beberapa tahun lalu membuktikan bahwa debu radioaktip dari suatu kecelakaan PLTN bisa menyebar hingga beribu-ribu kilometer jauhnya dari tempat kecelakaan. Beribu-ribu orang meninggal dunia akibat kecelakaan itu, dan berjuta-juta orang lainnya menderita karena lingkungan hidup mereka dicemari debu radioaktip.

2.      Kesadaran Bahaya Nuklir
Rencana pemerintah untuk membangun PLTN dapat dikatakan sebagai langkah mundur dalam pemilihan energi alternatif. Sebab, ketika di beberapa negara yang selama ini menggunakan tenaga nuklir berkeinginan menutup reaktor nuklirnya, justru pemerintah Indonesia baru berencana membangunnya. (wacana lama)
Amerika Serikat yag memiliki 110 buah reaktor nuklir atau 25,4% dari total seluruh reaktor yang ada di dunia, akan menutup 103 reaktor nuklirnya. Demikian halnya dengan Jerman, negara industri besar ini, juga berencana menutup 19 reaktor nuklirnya. Penutupan pertama dilakukan pada tahun 2002 kemarin, sedang PLTN terakhir akan ditutup pada tahun 2021. Keadaan lain juga terjadi di Swedia, yang menutup seluruh PLTN-nya yang berjumlah 12, mulai tahun 1995. Sampai negara tersebut bebas dari PLTN pada tahun 2010 mendatang.
Ada beberapa bahaya laten dari PLTN yang perlu dipertimbangkan. Pertama, kesalahan manusia (human error) yang bisa menyebabkan kebocoran, yang jangkauan radiasinya sangat luas dan berakibat fatal bagi lingkungan dan makhluk hidup. Kedua, salah satu yang dihasilkan oleh PLTN, yaitu Plutonium memiliki hulu ledak yang sangat dahsyat. Sebab Plutonium inilah, salah satu bahan baku pembuatan senjata nuklir. Kota Hiroshima hancur lebur hanya oleh 5 kg Plutonium. Ketiga, limbah yang dihasilkan (Uranium) bisa berpengaruh pada genetika. Di samping itu, tenaga nuklir memancarkan radiasi radio aktif yang sangat berbahaya bagi manusia.
WALHI menyerukan agar pemerintah menghentikan rencana pembangunan PLTN di Indonesia, mengingat potensi dampak negatif yang begitu besar dan mengajak seluruh masyarakat untuk melakukan hal yang sama

3.       Kenyataan Respon PLTN di Jepang
Ada 50 reaktor nuklir di Jepang dan semakin sedikit yang aktif. Sementara pasokan listrik dari 30 persen akan dinaikkan menjadi sekitar 40 persen dari PLTN. Meskipun demikian kelompok anti-nuklir masyarakat Jepang semakin kuat dari hari ke hari.
Terakhir unjuk rasa terbesar tanggal 14 September 2013, sehari sebelum reactor No. 4 PLTN Oi yang ada di Fukui perfektur direncanakan ditutup untuk inspeksi. Sebanyak 9.000 pengunjuk rasa berkumpul di Taman Kameido Chuo yang kemudian bergerak ke JR Kinshicho Station serta juga ke menara tertinggi di Jepang terbaru, Tokyo Skytree.  Mereka minta nuklir dihapuskan dari bumi Sakura ini.
Sejak saat itulah masyakarat Jepang semakin tidak percaya dengan para Operator PLTN di Jepang. Bahkan sampai saat ini pun.
 Bisa dibayangkan, saat itu hanya 50 orang termasuk anggota mafia Jepang – Yakuza – membantu menjinakkan reaktor dan kebocoran nuklir di Fukushima, sehingga mereka kini dijuluki Pahlawan 50 oleh masyarakat Jepang. Pekerja yang lain kabur semua menyelamatkan diri setelah ledakan dan kebocoran nuklir tersebut.
Laporan WHO 2013 memprediksi bahwa ada risiko 70 persen lebih tinggi terkena kanker tiroid untuk anak perempuan terpapar sebagai bayi di daerah yang paling terkontaminasi , risiko 7 persen lebih tinggi dari leukemia pada pria terkena sebagai bayi di daerah yang paling terkontaminasi , risiko 6 persen lebih tinggi dari kanker payudara pada wanita terkena sebagai bayi di daerah yang paling terkontaminasi , tetapi hanya risiko 4 persen lebih tinggi , secara keseluruhan , mengembangkan kanker solid untuk wanita .
TEPCO , badan pengawas (NISA dan NSC) dan kementerian ekononomi industri dan perdagangan Jepang (METI), semua gagal mengembangkan sistem keselamatan yang paling dasar, seperti  kemungkinan kerusakan, jaminan persiapan diri atas bencana, dan pengembangan rencana evakuasi bagi masyarakat
Tepco pun akhirnya mengakui untuk pertama kalinya pada 12 Oktober 2012 bahwa mereka  telah gagal untuk mengambil tindakan kuat untuk mencegah bencana karena takut mengundang tuntutan hukum atau protes terhadap nuklirnya. Meskipun demikian tidak ada yang jelas rencana pembongkaran PLTN mereka tersebut.
Fakta di lapangan menunjukkan, Jepang yang telah bekerja sangat presisi, sangat tepat, kerja keras, kerja detail dan tepat waktu, harus pula mengalami ketidakmampuan penanganan PLTN nya hingga kini. Padahal kejadian telah dua setengah tahun berlalu
Banyak dampak kecelakaan nuklir tersebut dan terakhir adalah larangan masuk ikan dan makanan laut dari Jepang ke Korea Selatan, sejak sekitar Juni lalu hingga Oktober 2013 ini. Ketua Federasi Asosiasi Koperasi Perikanan Nasional Jepang, Hiroshi Kishi,  2 Oktober 2013 sempat menghadap kepada Duta Besar Korea di Tokyo memohon agar larangan tersebut dicabut segera karena akan berdampak kurang baik bagi industri perikanan Jepang.
Menjadi pertanyaan kini, dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan cara kerja yang ada di Indonesia saat ini, apakah kita semua siap untuk tetap melanjutkan proyek PLTN di Indonesia dengan segala risiko yang sangat besar bagi anak cucu kita?

4.      Dampak Nuklir pada Rakyat dan Lingkungan
Reaktor nuklir sangat membahayakan dan mengancam keselamatan jiwa manusia. Radiasi yang diakibatkan oleh reaktor nuklir ini ada dua. Pertama, radiasi langsung, yaitu radiasi yang terjadi bila radio aktif yang dipancarkan mengenai langsung kulit atau tubuh manusia. Kedua, radiasi tak langsung. Radiasi tak langsung adalah radiasi yang terjadi lewat makanan dan minuman yang tercemar zat radio aktif, baik melalui udara, air, maupun media lainnya.
Keduanya, baik radiasi langsung maupun tidak langsung, akan mempengaruhi fungsi organ tubuh melalui sel-sel pembentukannya. Organ-organ tubuh yang sensitif akan dan menjadi rusak. Sel-sel tubuh bila tercemar radio aktif uraiannya sebagai berikut: terjadinya ionisasi akibat radiasi dapat merusak hubungan antara atom dengan molekul-molekul sel kehidupan, juga dapat mengubah kondisi atom itu sendiri, mengubah fungsi asli sel atau bahkan dapat membunuhnya. Pada prinsipnya, ada tiga akibat radiasi yang dapat berpengaruh pada sel. Pertama, sel akan mati. Kedua, terjadi penggandaan sel, pada akhirnya dapat menimbulkan kanker, dan ketiga, kerusakan dapat timbul pada sel telur atau testis, yang akan memulai proses bayi-bayi cacat. Selain itu, juga menimbulkan luka bakar dan peningkatan jumlah penderita kanker (thyroid dan cardiovascular) sebanyak 30-50% di Ukrania, radang pernapasan, dan terhambatnya saluran pernapasan, juga masalah psikologi dan stres yang diakibatkan dari kebocoran radiasi.
Ada beberapa bahaya laten dari PLTN yang perlu dipertimbangkan. Pertama, kesalahan manusia (human error) yang bisa menyebabkan kebocoran, yang jangkauan radiasinya sangat luas dan berakibat fatal bagi lingkungan dan makhluk hidup. Kedua, salah satu yang dihasilkan oleh PLTN, yaitu Plutonium memiliki hulu ledak yang sangat dahsyat. Sebab Plutonium inilah, salah satu bahan baku pembuatan senjata nuklir. Kota Hiroshima hancur lebur hanya oleh 5 kg Plutonium. Ketiga, limbah yang dihasilkan (Uranium) bisa berpengaruh pada genetika. Di samping itu, tenaga nuklir memancarkan radiasi radio aktif yang sangat berbahaya bagi manusia.

Laporan UNSCEAR
sumber : United Nations information service Vienna, Austria
Karena aperbedaan anatomi dan fisiologi, paparan radiasi pada anak-anak memiliki dampak yang berbeda dengan orang dewasa. Komite terkait telah memulai tinjauan umum terhadap hal tersebut sebelum terjadinya kecelakaan Fukushima Daiichi.
Ada perbedaan dosis yang diterima oleh anak-anak dan orang dewasa karena radiasi, dengan distribusi materi radioaktif yang sama di lapangan, contohnya ketika ada peningkatan kadar radionuklida ditanah, anak-anak dapat menerima dosis radiasi yang lebih tinggi secara signifikan daripada orang dewasa bila dalam situasi saat terpapar radiasi medis saat melakukan pengaturan teknis. Jika materi radioaktif terhirup atau tertelan oleh anak-anak, maka keberadaan radionuklida di satu organ dapat memberikan dosis radiasi yang lebih tinggi pada organ tubuh lainnya karena letaknya yang berdekatan. Selain itu baik metabolism dan fisiologi seseorang bergantung pada usia, yang mempengaruhi konsentrasi radionuklida pada suatu organ berbeda-beda, demikian halnya jumlah dosis pada tiap organ pun berbeda.
Setelah terpapar radiasi, anak-anak menjadi lebih sensitif sebesar 30% terhadap tumor jika dibandingkan dengan orang dewasa, termasuk leukemia, tiroid, kanker kulit dan otak. Anak-anak memiliki sensitifitas yang sama dengan orang dewasa yaitu sekitar 25% terhadap tumor ginjal dan kandung kemih, namun 10% kurang sensitif terhadap kanker paru-paru. Komite menyebutkan, ada beberapa kasus dimana paparan radiasi pada masa anak-anak menimbulkan resiko kanker yang lebih besar dibandingkan paparan radiasi pada orang dewasa, yaitu pada otak, katarak dan nodul tiroid. Risiko karsinogenik pada sistem neuroendokrin dan ginjal adalah sama baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Organ yang resisten terhadap radiasi pada anak-anak bila dibandingkan dengan orang dewasa yaitu paru-paru, sistem imun, tulang dan ovarium. (terjemahan oleh Astu Nor)


5.      Permasalahan Limbah Radioaktif PLTN



karena PLTN menghasilkan limbah radioaktif yang berbahaya bagi keselamatan manusia dan lingkungan. Kedua, karena limbah radioaktif bisa dikelola menjadi plutonium sebagai bahan baku pembuatan senjata nuklir. Adapun dalam perspektif ekologis, limbah nuklir yang dihasilkan PLTN, sampai saat ini, belum terpecahkan solusinya. Persoalan ini juga dialami oleh negara-negara maju di Eropa, Amerika, dan Jepang, yang belum bisa memecahkan masalah penyimpanan limbah nuklir arus tinggi.
Mengingat intensitas radiasi radio aktifnya bisa berumur ribuan bahkan jutaan tahun (tergantung isotopnya). Meskipun seandainya ditanggung tiada kecelakaan atau kebocoran selama tahap operasi (25-30 tahun). Adalah sungguh tidak bermoral dan tidak bermartabat, memberikan beban pada generasi mendatang sebuah warisan limbah nuklir dan mengharapkan tugas generasi mendatanglah menemukan teknik menimpan limbah nuklir dari produk generasi sebelumnya.
Sampai tahun 1980, AS telah menghasilkan 36 juta ton limbah dengan radiasi rendah dan 8.300 ton limbah dengan radiasi tinggi. Jumlah ini sebenarnya menghasilkan dampak radiologis yang setingkat dengan ratusan juta ton sampah yang dihasilkan oleh PLTU. Hanya karena konsentrasi radiasi yang tinggi, limbah PLTN membutuhkan suatu penanganan yang khusus. Selama ini, sisa bahan bakar dengan radiasi tinggi disimpan sementara di kolam-kolam penampungan sehingga efek radiasi yang ditimbulkannya dapat diabaikan, tetapi dengan semakin meningkatnya pemakaian PLTN dalam produksi listrik, kebutuhan akan suatu metode penyimpanan permanen yang tepercaya terasa semakin mendesak. Meskipun sejauh ini belum ada satu cara yang dapat diterima secara meluas, beberapa metode yang diusulkan meliputi penyimpanan di tambang garam, lapisan granit, dibawah lapisan air tanah atau di dasar laut. Satu syarat mutlak yang telah dipenuhi oleh lokasi-lokasi ini terjaminnya kestabilan geologis untuk masa-masa yang akan datang.
Selain dampak nuklir diatas adapula kendala yang dihadapi oleh masyarakat pada saat ini,seeperti limbah pengolahan Nuklir yang berupa Uranium, Plutonium dan cairan iron pekat beracun, kita ketahui bahwa hasil limbah yang tak terpakai tersebut di masukkan kedalam tong-tong besi yang kemudian limbah yang tidak terpakai tersebut dibuang kelaut atau ditanah. Dalam jangka waktu yang cukup lama tong-tong limbah tersebut akan berkarat dimakan usia dan akibatnya cairan-cairan tersebut akan bocor atau tumpah yang apabila dibuang kelaut akan mematikan ekosistem laut seperti rusaknya terumbu karang, matinya ikan dilaut pencemaran air laut, apabila ditanam didalam tanah maka cairan yang bocor tersebut akan merusak kesuburan tanah dan komposisi lapisan tanah serta menghambat bahkan mengurangi daya serap tanah terhadap air dan mengurangi revitalisasi perbaikan struktur tanah. Yang kesemuanya itu akan berakibat buruk terhadap kesehatan manusia, hewan dan mahluk hidup lainnya, yang pada akhirnya menyebabkan mutasi Genetik pada mahluk hidup.
Pembangkit listrik tenaga nuklir hanya memberi manfaat bagi masyarakat selama 40 tahun. Sementara dampak buruknya mengintai hingga paling sedikit 24.000 tahun. Daripada bertumpu pada nuklir, Indonesia masih punya banyak pilihan lain untuk mengatasi defisit listrik. Demikian rangkuman diskusi ”Manfaat Pembangunan PLTN di Bangka Belitung”, Kamis (17/3) di Pangkal Pinang.
Lilo menuturkan, usia produktif PLTN rata-rata hanya 40 tahun. Sementara usia paruh plutonium yang menjadi bahan bakar PLTN 24.000 tahun. ”Artinya, butuh 24.000 tahun untuk mengurangi separuh daya ra- dioaktif plutonium. Tidak ada bangunan di Bumi ini mampu bertahan selama itu. Jadi, akan disimpan di mana limbah ra- dioaktif dari PLTN,” ujarnya.

6.      Respon Wacana PLTN di Indonesia
Namun, dalam perjalanannya merealisasikan penggunaan energi nuklir khususnya untuk pembangkit listri tidak mudah untuk direalisasikan, banyak kendala yang harus dihadapi dari sisi sosial terkait dengan penerimaan masyarakat, dimana masyarakat Indonesia juga belum bisa menerima sehingga dibutuhkan pemberian pemahaman yang serius, apalagi ditambah dengan terjadinya tragedi Fukushima, Jepang.
Dalam beberapa kesempatan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM), Jero Wacik selalu menekankan bahwa penggunaan nuklir adalah opsi terakhir pemerintah, pasalnya saat ini pemerintah masih memprioritaskan penggunaan energi terbarukan lain seperti panas bumi, air, angin, surya, bioenergi, serta gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut. Sedangkan untuk energi baru yang masih menjadi proritas utama pemerintah yaitu hidrogen, gas metana batubara (coal bed methane), batubara tercairkan, dan batubara tergaskan (gasified coal).
Untuk pengembangan nuklir ini dalam pengelolaannya diperlukan pembentukan lembaga atau badan usaha milik negara (BUMN) khusus yang ditugaskan untuk mengimplementasikan program PLTN sesuai dengan Undang-undang (UU) Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 seperti dikutip dari website resmi Sekretariat Negara (Setneg).
Hanya saja, keputusan untuk membangun PLTN lebih merupakan keputusan politik, pemerintah pada prinsipnya mendukung pembangunan PLTN.
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)  dalam sebuah kesempatan menyatakan untuk membangun fasilitas nuklir membutuhkan waktu yang lama.
Menurut Kepala Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN, Setiyanto, Indonesia memang sudah sepakat bahwa nuklir bukan untuk pembuatan persenjataan dan sejenisnya.

7.      Mahalnya Pembangunan PLTN
Sedangkan pembiayaan pembangunan PLTN penting dikaji, karena meski PLTN adalah salah satu opsi penyediaan listrik dengan biaya murah, lantas bagaimana dengan kebutuhan dana untuk investasi pembangunan dan aktivitas operasionalnya? Coba kita hitung, apabila 1 buah reaktor nuklir dengan kapasitas 1.000 MW membutuhkan dana sekitar 1,5 miliar dollar AS sampai 2 miliar dollar AS, maka untuk pembangunan PLTN Muria saja, misalnya, yang akan dibangun enam plan dengan total kapasitas sekitar 6.000 MW - dana yang dibutuhkan untuk
pembangunan reaktor ialah 9 miliar dollar AS- 12 miliar dollar AS.

8.      Solusi Krisis Energi
Lilo mengingatkan, Indonesia tidak perlu meniru Jepang atau negara-negara lain untuk mengatasi defisit listrik. Jepang membangun PLTN karena mereka tidak punya sumber energi alternatif. ”Indonesia punya 27 gigawatt potensi panas bumi. Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat AL Gore sampai menyebut Indonesia superpower panas bumi,” tuturnya.
Padahal tanpa kita sadari di sekitar kita tersedia sumber daya yang melimpah dan ramah lingkungan yang dapat kita manfaatkan untuk membangkitkan energi listrik, salah satunya air yang mengalir dapat dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Untuk membangun PLTA tidaklah harus dari air terjun, pada prinsipnya setiap air yang mengalir walaupun alirannya sangat lambat (seperti: sungai dan selokan) dapat dijadikan sebagai pembangkit listrik. Hanya saja daya yang dihasilkan tidak selalu memadai.
Konstruksi kincir air sederhana terdiri dari dua dinding lingkaran yang mengapit sudu-sudu dan pada pusat terdapat as (shaft) sebagai sumbu putar. Kincir air dapat dibuat dari bahan: kayu, bambu, plate besi, dan lain-lain.

Kualitas batubara Kalimantan pun telah ditingkatkan dengan level kekeringan jauh lebih baik oleh sebuah perusahaan Jepang di sana, sehingga nantinya tidak akan mengeluarkan asap tebal hitam seperti terjadi selama ini.

Penggunaan sumber energi tersebut masih jauh lebih baik, apalagi kalau melihat risiko terhadap kelanjutan kehidupan manusia di masa mendatang. Katanya Indonesia kaya akan sumber daya alam, mengapa tak dilakukan perencanaan dan pengembangan semua itu dengan lebih baik sejak sekarang. Tidak ada kata terlambat bagi upaya penyelamatan dan pengembangan hidup manusia bagi masa depan yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar